Melihat hilal (bulan sabit muda) untuk menentukan awal puasa Ramadan atau Syawal adalah tradisi penting dalam kalender Islam. Berikut cara umum melihat hilal:
1. Persiapan Waktu dan Lokasi
- Waktu : Setelah matahari terbenam (maghrib), pada malam tanggal 29 bulan hijriah (misalnya 29 Sya'ban untuk menentukan awal Ramadan).
- Lokasi : Tempat dengan cakrawala barat terbuka, seperti pantai, dataran tinggi, atau gedung tinggi yang menghadap barat.
- Pastikan cuaca cerah dan tidak ada penghalang seperti awan tebal.
2. Metode Pengamatan
- Rukyatul Hilal (pengamatan langsung)
- Dilakukan dengan mata telanjang atau menggunakan alat bantu optik seperti teropong atau teleskop.
- Carilah hilal di dekat ufuk barat, sedikit di atas tempat matahari terbenam.
- Hisab (perhitungan astronomis)
- Dihitung berdasarkan data posisi bulan dan matahari. Biasanya digunakan oleh lembaga seperti BMKG atau Muhammadiyah.
- Hasil hisab menunjukkan kemungkinan visibilitas hilal, tapi keputusan akhir bisa tetap berdasarkan rukyat.
3. Lembaga Resmi Di Indonesia, pemantauan hilal biasanya dilakukan oleh
- Kementerian Agama (Kemenag)
- BMKG
- Ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyah
Mereka melakukan pemantauan di banyak titik (lebih dari 100 lokasi di seluruh Indonesia), lalu hasilnya diumumkan melalui Sidang isbat.
4. Cara Mengikuti Pengumuman Resmi
- Tonton TV atau live streaming dari Kemenag atau media berita nasional.
- Cek akun media sosial Kemenag, BMKG, NU, atau Muhammadiyah.
- Biasanya diumumkan beberapa jam setelah maghrib.
Kalau kamu penasaran, kamu juga bisa ikut rukyatul hilal secara langsung kalau ada di kotamu! Beberapa observatorium dan kampus sering buka untuk umum saat penentuan awal Ramadan atau Idul Fitri.
0 comments:
Post a Comment
jangan lupa komentar